Jumat, 11 Mei 2018 lalu Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Mulawarman mengadakan studi lapangan ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempelajari secara langsung penanganan suatu lembaga terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan manajemen komunikasi.
Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie dipilih karena selain dirasa mampu memberikan contoh konkrit yang baik mengenai penerapan manajemen komunikasi, juga karena memang pada tahun sebelumnya Prodi Ilmu Komunikasi sudah memiliki perjanjian kerjasama, hanya saja saat itu belum ada realisasi pelaksanaannya.
Kegiatan ini diikuti oleh dua kelas Ilmu Komunikasi dari angkatan 2016. Sekitar 70 mahasiswa hadir dalam ruang pertemuan. Beberapa mahasiswa terlihat cukup antusias dating pada awal waktu, walaupun cuaca diluar terlihat mendung.
Pemateri pada kegiatan kali ini adalah Dokter Nurliana Adriati Noor ata karab dipangil Dokter Nana. Beliau adalah pengampu Bidang Pelayanan Medik di Rumah Sakit A. W Sjahranie. Lalu ada Dokter M. Febian Satrio yang menjadi Kepala Unit Humas.
Dokter Nana menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif itu sangat diperlukan dalam pekerjaannya sebagai dokter. Ia menyayangkan bahwa pendidikan kedokteran di zamannya tidak mengajarkan Ilmu Komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu yang harus dimiliki mahasiswa kedokteran saat itu. Sehingga mengakibatkan ada beberapa dokter yang kurang bisa berkomunikasi dengan pasiennya sendiri. Namun ia bersyukur setidaknya saat ini ada upaya mengedukasi calon dokter mengenai komunikasi. Menariknya dokter yang tesisnya mengenai pola komunikasi ini sangat menyukai belajar ilmu komunikasi.
“Komunikasi itu menarik ya, karena ini adalah ilmu yang nggak ada limitnya, nggak ada batasnya,” selorohnya.
Dokter Fabian sdikit berbeda. Ia terlihat lebih kalem dalam menjelaskan materinya. Ia menjelaskan mengenai tata kerja humas di RSUD A.W Sjahranie yang sangat kompak. Bahwa setiap pegawai tidak fokus bekerja untuk bidang masing-masing saja, tapi sipa turut andil apabila ada bagian lain yang sedang kerepotan.
“Prinsipnya, bahwa kami bekerja sama, bukan bekerja bersama-sama,” tegasnya.(fer)