“Pada dasarnya bagi saya, hidup itu serba pilihan. Sama seperti pekerjaan yang saya jalani sekarang”, tutur dara manis angkatan 2005 ini ketika ditanya kenapa memilih pekerjaan yang sekarang dilakoninya tersebut sejak lulus dari Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unmul. Sehingga dia menyatakan siap atas konsekuensi dari pilihan atas pekerjaan yang dipilih untuk dijalaninya sekarang. Hal ini dibuktikannya dengan menjalani pekerjaannya tersebut secara professional. Sudah sekitar 3 tahun ini dia bekerja di Bagian Humas Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi I Kalimantan Timur.
Gadis yang akrab disapa Lia ini menyatakan bahwa dia merasa beruntung ketika memiliki kesempatan untuk terjun ke profesi yang digelutinya ini. Ketika ditanya apakah ini merupakan pekerjaan yang dia impikan sejak kecil, dia menjawab dengan lugas “Iya..”. Meskipun dia juga menyatakan bahwa awalnya dia menjalaninya hanya sekedar sebagai rutinitas sehari-hari karena bidang ini sesuai dengan disiplin ilmu yang dahulu dia tekuni ketika kuliah.
Lia menyatakan bahwa dia merasa beruntung ketika akhirnya terjun ke pekerjaan ini. Ketika ditanya apakah pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang dia impikan, dia menjawab dengan antusias bahwa pekerjaan saat ini memang merupakan impiannya. Meskipun pada awalnya dia sempat berpikir untuk sekedar menjadikan pekerjaan ini sebagai rutinitas sehari-hari karena kebetulan sesuai dengan displin ilmu yang ia tekuni selama kuliah. Namun kemudian pekerjaan ini memberikan banyak manfaat dalam kehidupannya. Lia merasa bahwa ilmu dan pengetahuannya semakin bertambah karena setiap saat dituntut untuk memahami banyak terutama yang berkaitan dengan konteks sosial politik yang terjadi di Kaltim.
Lia menceritakan pengalaman ketika pertama kali membuat tulisan dalam bentuk berita straight news untuk website DPRD Kaltim. Bagaimana dia sempat ragu mengenai tulisan yang dia buat harus memenuhi syarat sebuah berita, kemudian meyakinkan diri bahwa tulisan tersebut harus bisa menjadi tulisan yang dapat dimengerti oleh pembaca. Dia menceritakan bagaimana dia butuh waktu hampir tiga jam untuk menyelesaikan tulisan tersebut sebelum akhirnya diserahkan kepada editor untuk di edit dan disempurnakan.
Ketika ditanya mengenai hambatan yang dihadapinya selama menjalani pekerjaan ini, Lia mengatakan bahwa kemampuannya mengelola waktu sempat menjadi batu sandungan diawal pekerjaannya. Namun perlahan-lahan dia belajar untuk mengelola waktunya dengan baik, apalagi pada saat ada agenda pertemuan yang menjadi tanggung jawabnya. Dia bercerita bagaimana ia harus menunggu pertemuaan dewan yang seringkali tertunda, sementara deadline penerbitan berita di koran-koran tidak bisa ditawar lagi. Hal ini mengajarkannya untuk jadi kreatif dengan “sedia payung sebelum hujan” yakni menyediakan bahan berita lain untuk didistribusikan. Hal ini belum termasuk gangguan yang bersifat teknis seperti jaringan internet yang mendadak lambat bahkan terputus.
Untuk itu Lia membagi tips yang dijalaninya agar dapat membantunya menjalani pekerjaan yang dilakoninya. “Banyak membaca termasuk membaca koran, diskusi dan tidak ketinggalan informasi”, merupakan kunci agar pekerjaan menjadi lebih mudah ketika mendekati deadline pekerjaan dimana bahan berita harus segera disiapkan. Karena menurutnya dengan memahami isu yang sedang hangat dimasyarakat, bisa menjadi payung yang siap dimanfaatkan; sehingga dia hanya perlu mencari informasi tambahan dengan mewawancarai anggota dewan yang membidangi masalah tersebut.
Akhirnya ketika ditanya mengenai cita-citanya kedepan, dia menjawab dengan santai. “Saya simple, yang penting kedepan ketika saat ini cita-cita dalam aspek karier sudah tercapai, maka yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan lain untuk peningkatan jenjang karier”. Lia menyatakan bahwa dia bukan tipe yang ambisius. Sehingga yang terpenting baginya adalah dengan menjalani pekerjaan yang ada dengan sebaik-baiknya, melaksanakannya dengan ikhlas sebagai sebuah pengabdian yang bermanfaat untuk diri sendiri dan juga orang lain. ***